PENERAPAN PRINSIP SYARI’AH DI PENGINAPAN BORNEO SYARI’AH BANJARMASIN (ANALISIS FATWA DSN MUI NO. 108 TAHUN 2016)

Hasanah, Nur (2020) PENERAPAN PRINSIP SYARI’AH DI PENGINAPAN BORNEO SYARI’AH BANJARMASIN (ANALISIS FATWA DSN MUI NO. 108 TAHUN 2016). Diploma thesis, Universitas Islam Kalimantan MAB.

[img] Text
Artikel Nur Hasanah.pdf

Download (593kB)

Abstract

Latar belakang penelitian ini bermula dari banyaknya Penginapan jyang dibangun baik penginapan biasa (konvensional) ataupun Penginapan penginapan yang berlebel Syari’ah, sebenarnya perbedaan anatar penginapan syari’ah dengan penginapan biasa atau konvensional terletak pada peraturan yang mereka buat. Namun seiring waktu berjalan penginapan syari’ah tidak hanya didalam peraturannya saja yang dibuat menjadi syari’ah, dari hal pengelolaan, pelayanan, setra fasilitas pun juga berunsur syari’ah., akan tetapi belum semua penginapan yang berlebel syari’ah menerapkan sepenuhnya unsur yari’ah didalamnya, dengan berbagai alasan walaupun penginapannya syari’ah namun hampir sama saja dengan penginapan seperti biasa. Seperti masalah dalam fasilitas yang mendukung sarana dan prasarana untuk beribadah sepenuhnya seperti alat sholat, tempat sholat dan wudhu yang terpisah anatara laki-laki dan perempuan, memasang alat pengeras suara untuk memperdengarkan adzan ketika sampai waktunya, seharunya itu wajib ada disetiap penginapan yang berlebel syari’ah ddalam Fatwa DSN-MUI No.108 Tahun 2016 tentang pariwisata Syari’ah, sudah sangat jelas bagaimana pengelolaan, pelayanan, serta fasilitas yang sesuai dengan syariat Islam. Dengan adanya Fatwa yang mengatur tentang Pariwisata syari’ah , dapat memudahkan konsumen membedakan anatar penginapa biasa dengan penginapan yang berlebel syari’ah. penginapan Borneo Syariah yang berada dikota Banjarmasin melebelkan penginapan mereka berbasis syari’ah, hal-hal yang dilarang dalam agama islam mereka hindari dari penginapan mereka, akan tetapi penginapan ini belum sepenuhnya sesuai dengan fatwa yang dikeluarkan seperti didalam fasilitas, pelayanan, dan lain-lain, yang sudah sepatutnya mereka terapkan didalam penginapan tersebut. The background of this research stems from the humber of inns that were built either ordinary lodging (conventional lodging) or lodging accommodation with sharia lebel, actually the difference between sharia lodging accommodations with ordinary or conventional lodging lies in the rules they make. However, as time goes by, sharia accommodation is not only in the regulations which are made into sharia, from the management, service. Facilities and sharia elements, but not all sharia lebeled lodges fully implement the yari elements. Inside, for various reasons even though the shari’ah lodging but as usual. Such as problems in facilities that support facilities and infrastructure for worship fully such as prayer rooms and ablution which are separate between men and women, installing loudspeakers to make the call to prayer when it is time, there must be in every accommodation that is shari’ah in the DSN MUI Number 108 Of 2016 concerning shari’ah tourism, it is very clear how menegement, services, and facilities are in accordance with Islamic law, with the Fatwa governing shari’ah tourism, it can make it easir for consumer to distinguish between regular penginapa and sharia labeled accommodations. Borneo syari’ah lodgings in the city of Banjarmasin have their sharia based lodgings, things that are for bidden in islam they avoid from their lodging, but these lodgings are not fully in accordance with the edict issued such as in facilities, services, etc., which they should have applied in the inn.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Penginapan, Penginapan Syari’ah, Fatwa DSN lodging, Syari’ah lodging, DSN Fatwa.
Subjects: K Law > K Law (General)
Depositing User: Nur Hasanah
Date Deposited: 21 Sep 2020 03:42
Last Modified: 21 Sep 2020 03:42
URI: http://eprints.uniska-bjm.ac.id/id/eprint/2275

Actions (login required)

View Item View Item