Ridha, Abd.Rasyid (2024) MODEL KOMUNIKASI DAKWAH PEMIKIRAN KH. ABDULLAH SAID DALAM MEMBANGUN PENGKADERAN PONDOK PESANTREN (Studi Kualitatif pada Hidayatullah Pusat Balikpapan). Masters thesis, universitas islam kalimantan MAB.
![]() |
Text
Abd. Rasyid Ridha.pdf Download (499kB) |
![]() |
Text
abstrak.pdf Download (247kB) |
![]() |
Text
lembar pengesahan.pdf Download (224kB) |
![]() |
Text
orisinalitas.pdf Download (29kB) |
Abstract
Model Komunikasi Dakwah Pemikiran KH.Abdullah Said dalam Membangun Pengkaderan Pondok Pesantren (Studi Kualitatif pada Hidayatullah Pusat Balikpapan) Abd.Rasyid Ridha*1, Marhaeni Fajar Kurniawati2, Muzahid Akbar Hayat2 1Mahasiswa, Strata Dua (S2) Program Pascasarjana Magister Ilmu Komunikasi 2Dosen, Program Pascsarjana Magister Ilmu Komunikasi Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari *Korespondensi Penulis : No.Telpon :08115404354 Email : [email protected] Abstract : Hidayatullah Islamic boarding school, based on cadre development and preaching, was founded by KH. Abdullah Said in 1973 and has since grown to encompass 286 branches. This research aims to: 1) Explain the intellectual actualization of KH. Abdullah Said regarding cadre development and preaching at Hidayatullah Islamic Boarding School in Balikpapan. 2) Provide solutions to the issues in the intellectual actualization of KH.Abdullah Said regarding cadre development and preaching at Hidayatullah Islamic Boarding School in Balikpapan. The research methodology employed is qualitative research, utilizing observation, interviews, and documentation as data collection techniques. The research is conducted at Hidayatullah Islamic Boarding School in Balikpapan, with officials, supervisors, mentors, daily administrators, and the school board serving as the research informants. The application of KH.Abdullah Said's thoughts at Hidayatullah Islamic Boarding School in Balikpapan follows a systematic pattern based on the revelation's descent and is divided into two phases. The first phase consists of five stages: 1) caretaking, 2) shepherding goats, 3) trading, 4) establishing a family, and 5) tahannuts or self-defense. The second phase includes: 1) Al Alaq 1-5, shaping cadres to live with tawhid, both in thought, action, and attitude. The second revelation, 2) Al Qalam 1-7, guides cadres to have a clear life guide using the Quran as their vision and mission. 3) Al Muzammil 1-10 is used as a foundation for cadre formation with the principles of staying awake at night, reading the Quran, engaging in remembrance (dhikr), patience, and migration. 4) Al Muddaththir 1-7, ensuring that cadres are ready to engage in preaching with the knowledge and deeds they have acquired. 5) Surah Al-Fatihah 1-7 serves as a depiction of an Islamic life in all aspects. The research concludes that, broadly speaking, KH. Abdullah Said's ideas have been implemented, but the execution is still minimal and the programs are very general, similar to other boarding schools. The implementation only touches the surface level and has not reached a strong spiritual level. The individuals involved still lack a strong awareness that preaching is not merely spoken but must be implemented according to their respective fields. Keywords: thought, KH. Abdullah Said, implications. Abstrak : Hidayatullah pesantren berbasis pengkaderan yang memfokuskan pada pengkaderan dan dakwah, KH. Abdullah Said sebagai pendirinya. Didirikan tahun 1973 berkembang sampai sekarang menjadi 286 cabang. Penelitian ini bertujuan; 1) Menjelaskan aktualisasi intelektual KH. Abdullah Said tentang pengkaderan dan dakwah di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. 2) Memberikan solusi atas problematika dalam aktualisasi intelektual KH. Abdullah Said tentang pengkaderan dan dakwah di Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data mengunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan. Sedangkan yang dijadikan informan penelitian adalah pengurus, pengawas, pembina, pengurus harian dan dewan guru pondok pesantren Hidayatullah Balikpapan. Aplikasi pemikiran KH. Abdullah Said di pesantren Hidayatullah Balikpapan menggunakan pola sistematika nuzulnya wahyu dan di bagi dalam dua fase. Fase pertama lima tahapan 1) peyatiman, 2) mengembala kambing, 3) berdagang, 4) berkeluarga, 5) bertahanuts. Fase kedua yaitu, 1) al Alaq 1-5 mencetak kader untuk hidup bertauhid, baik dalam berfikir berbuat dan bersikap. Wahyu kedua 2) al Qalam 1-7 membimbing kader agar memiliki pedoman hidup yang jelas dengan menggunakan al Qur’an sebagai visi dan misinya. 3) al Muzammil 1-10 digunakan sebagai modal pembentukan kader dengan prinsip bangun malam, membaca Qur’an, dzikir, sabar dan hijrah. 4) al Muddatsir 1-7 supaya kader siap tampil dakwah dengan dengan ilmu dan amal yang telah dilakukan. 5) surat al fatihah 1-7 sebagai penggambaran hidup yang Islami dalam segala aspek. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara garis besar pemikiran KH. Abdullah Said memang sudah di laksanakan, tetapi secara umum pelaksanaan masih minim, program sangat umum sekali seperti pesantren yang lain. Pelaksanaannya baru menyentuh level permukaan dan belum menyentuh level spirit yang kuat. Person yang ada bahkan belum memiliki kesadaran yang kuat bahwa dakwah itu bukan sekedar diucapkan tetapi dimplementasikan sesuai bidangnya. Kata Kunci: pemikiran, KH. Abdullah Said, implikasi.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: pemikiran, KH. Abdullah Said, implikasi. |
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) |
Depositing User: | UPT PPJ |
Date Deposited: | 30 Nov 2024 01:58 |
Last Modified: | 30 Nov 2024 01:58 |
URI: | http://eprints.uniska-bjm.ac.id/id/eprint/26656 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |